Qasidah Imam Bushiri.
Mengapa di namakan Burdah.?
Cerita ini di utarakan oleh Sa'duddin al Faroqi ketika sedang mengalamai sakit mata, yang parah sekali yang bisa-bisa menyebabakan kebutaan. Suatu ketika sedang tidur mimpi bertemu dengan sesorang yang tidak di kenalnya berkata kepadanya, datanglah kepada al Shohib Baha'uddin. mintalah darinya qasidah burdah lalu tempelkan ke mata kamu, maka insyaallah akan sembuh degan izin Allah. Lalu bangunlah Sa'duddin dari tidurnya seketika datang kepada al Shohib Bahauddin, dan menceritakan kejadian mimpinya kepada al Shohib Bahauddin. lalu Baha'uddin menjawab "saya tidak punya qasidah yang bernama burdah", saya hanya mempuyai qasidah madh (pujian ke Nabi) karangan syekh Imam Bushiri, saya juga pernah menjadikan lantaran obat dengan madh ini. Lalu Sa'duddin mengeluarkan qasidah tersebut dan menaruhnya ke matanya Sa'duddin. sembuhlah matnya dari sakit terrsebut.
Di ceritakan pula oleh al Maula pengarang sarah burdah. Di suatu ketika dia mimpi bertemu dengan Nabi yang sedang menaruh sesuatu yang bard (dingin) di pundaknya, lalu mengusapkannya dengan tanganya. Ketika bangun dari tidur al Maula merasakan badanya sehat semua. lalu menemukan susatu yang dingin tersebut di pundaknya yang berupa qasidah burdah. Gembiralah dia dengan kejadian ini lalu menceritakan kepada orang lain.
Pada suatu ketika sebagian ulama' terkena sakit lalu merka mencari qasidah. Mendatangi temannya yang menpuyai qosidah tersebut. lalu di bacakan qasidah burdah ini, berkat qasidah burdah ini seketika sakitnya di sembuhkan oleh Allah. lalu mereka di berilah seseuatu yang dingin (bard) maka wakatu sejak itu dinamakan qasidah ini sebuah nama burdah di ambil dari kata bard yang berarti dingin.. (Kitab Kasyfu dunun)
Sebab-sebab masyhurnya Burdah
sebab ini bisa kita rujuk kepada 5 alasan yang ada yaitu:
Pengaruh qasidah ini kepada masyarkat umat islam sangat besar sekali. Pengaruhnya di dunia mayorits Muslimin di berbagai penjuru dunia. karna tidak ada qasidah yang panjang yang di hafal oleh orang2 islam kecuali qasidah burdah ini. Mereka membacaya setiap sore dan pagi, malam dan siang, di baca pula pada setiap kesempatan acara halaqoh ( pesta atau perkumpulan ) yang ada. Sangat banyak sekali dari mereka membacanya dengan gaya si'ir nyanyian mereka sendiri, yang berbeda dengan gaya qasidah-qasidah lain. bahkan di perctakan Darul kutub al Misri qasidah ini di tulis dengan tinta emas.
Pengaruh buku-buku pensyarah (penjelas qasidah) ini yang sangat banyak sekali hitunganya diantaranya ialah;
1. Kitab syarah burdah oleh Abdurrahman bin kholdun (ibnu kholdun 732 H)
2. Syeikh Muhammad bin marzuq al hafidi (742 H)
3. Syeikh Ibnu Sho'ig muhammad bin abdurrahman ( 776 H)
4. Syeikh Muhammad bin ahmad marzuq (781 H)
5. Ibnu Qosor (790 H)
6. Syeikh Muhammad bin Bahadir al zarkasyi (818 H)
7. Kitab igosah al lahan Inbu nahwiyah (818 H)
8. Sekh Ibnu Hisyam abdullah bin yusus (861 H)
9 . Syekh Jalaluddin al Mahaly (guru Imam Suyuthi) (864 H)
10. Muhammad al Sausi al tauhidi ( 895 H)
11. Syekh Kholid al Azhary (905 H)
12. Syeikh zakariya al anshori (926 H)
13. syekh Muhammad bin Hajar (1009 H)
14. Syekh Burhanuddin allaqony (1041 H)
15. Kitab Syifa'u al Qolb al Jarih Al Faqih al Magribi Ibnu Asyur al anshory (1284 H)
dan masih banyak lagi syarah-syarah burdah yang lain antara yang memuji dan menentang burdah ini ada 75 kitab.
Pengaruh lain adalah para ulama' Al Azhar assyarif Mesir mengajarkannya kepada Murid-muridnya.
alasan lain yang tidak kalah pentingnya ari alasan di atas adalah mereka sebagian ulama' ahli si'ir memgbagi dan mengumpulka qaasiah ini dengan beberapa katagori ada yang menjadi kan 5 fasal 7 fasal dan ada yang menolaknya adanya qasidah ini. di antara mereka yang membagi burdah menjadi beberap baba ialah: Abdul qadir al baisari (1230 H) dan Imam Suyuti (911) adapun mereka yang menentang adanya qasidah ini ialah: Imam al Shorsory (656 H) Ibnu Jabir al Andalusy (849 H) Ahmad Syauqi dan Ahmad Hamlawi dan masih banyak lagi dari nama nama ini. sekitar 21 buka yang menentangnya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di ambil dari sari buku Syifa'ul qulub al Jareh
Bersambung Bag. III
Mengapa di namakan Burdah.?
Makam Imam Bushiri |
Di ceritakan pula oleh al Maula pengarang sarah burdah. Di suatu ketika dia mimpi bertemu dengan Nabi yang sedang menaruh sesuatu yang bard (dingin) di pundaknya, lalu mengusapkannya dengan tanganya. Ketika bangun dari tidur al Maula merasakan badanya sehat semua. lalu menemukan susatu yang dingin tersebut di pundaknya yang berupa qasidah burdah. Gembiralah dia dengan kejadian ini lalu menceritakan kepada orang lain.
Pada suatu ketika sebagian ulama' terkena sakit lalu merka mencari qasidah. Mendatangi temannya yang menpuyai qosidah tersebut. lalu di bacakan qasidah burdah ini, berkat qasidah burdah ini seketika sakitnya di sembuhkan oleh Allah. lalu mereka di berilah seseuatu yang dingin (bard) maka wakatu sejak itu dinamakan qasidah ini sebuah nama burdah di ambil dari kata bard yang berarti dingin.. (Kitab Kasyfu dunun)
Prasasti masjid dan makam Imam Bushiri |
Sebab-sebab masyhurnya Burdah
sebab ini bisa kita rujuk kepada 5 alasan yang ada yaitu:
Pengaruh qasidah ini kepada masyarkat umat islam sangat besar sekali. Pengaruhnya di dunia mayorits Muslimin di berbagai penjuru dunia. karna tidak ada qasidah yang panjang yang di hafal oleh orang2 islam kecuali qasidah burdah ini. Mereka membacaya setiap sore dan pagi, malam dan siang, di baca pula pada setiap kesempatan acara halaqoh ( pesta atau perkumpulan ) yang ada. Sangat banyak sekali dari mereka membacanya dengan gaya si'ir nyanyian mereka sendiri, yang berbeda dengan gaya qasidah-qasidah lain. bahkan di perctakan Darul kutub al Misri qasidah ini di tulis dengan tinta emas.
Pengaruh buku-buku pensyarah (penjelas qasidah) ini yang sangat banyak sekali hitunganya diantaranya ialah;
1. Kitab syarah burdah oleh Abdurrahman bin kholdun (ibnu kholdun 732 H)
2. Syeikh Muhammad bin marzuq al hafidi (742 H)
3. Syeikh Ibnu Sho'ig muhammad bin abdurrahman ( 776 H)
4. Syeikh Muhammad bin ahmad marzuq (781 H)
5. Ibnu Qosor (790 H)
6. Syeikh Muhammad bin Bahadir al zarkasyi (818 H)
7. Kitab igosah al lahan Inbu nahwiyah (818 H)
8. Sekh Ibnu Hisyam abdullah bin yusus (861 H)
9 . Syekh Jalaluddin al Mahaly (guru Imam Suyuthi) (864 H)
10. Muhammad al Sausi al tauhidi ( 895 H)
11. Syekh Kholid al Azhary (905 H)
12. Syeikh zakariya al anshori (926 H)
13. syekh Muhammad bin Hajar (1009 H)
14. Syekh Burhanuddin allaqony (1041 H)
15. Kitab Syifa'u al Qolb al Jarih Al Faqih al Magribi Ibnu Asyur al anshory (1284 H)
dan masih banyak lagi syarah-syarah burdah yang lain antara yang memuji dan menentang burdah ini ada 75 kitab.
Pengaruh lain adalah para ulama' Al Azhar assyarif Mesir mengajarkannya kepada Murid-muridnya.
alasan lain yang tidak kalah pentingnya ari alasan di atas adalah mereka sebagian ulama' ahli si'ir memgbagi dan mengumpulka qaasiah ini dengan beberapa katagori ada yang menjadi kan 5 fasal 7 fasal dan ada yang menolaknya adanya qasidah ini. di antara mereka yang membagi burdah menjadi beberap baba ialah: Abdul qadir al baisari (1230 H) dan Imam Suyuti (911) adapun mereka yang menentang adanya qasidah ini ialah: Imam al Shorsory (656 H) Ibnu Jabir al Andalusy (849 H) Ahmad Syauqi dan Ahmad Hamlawi dan masih banyak lagi dari nama nama ini. sekitar 21 buka yang menentangnya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di ambil dari sari buku Syifa'ul qulub al Jareh
Bersambung Bag. III
Tidak ada komentar:
Posting Komentar